Madhyamāgama
34. Kotbah oleh Bakkula
Demikianlah telah kudengar: Pada suatu ketika, tidak lama setelah nirvana akhir Sang Buddha, Yang Mulia Bakkula sedang berdiam di Rājagaha, di Hutan Bambu, di Tempat Perlindungan Tupai.
Pada waktu itu, suatu sore ketika mengembara di sekeliling, seorang praktisi non-Buddhis yang telah menjadi teman baik Yang Mulia Bakkula sejak waktu ia meninggalkan keduniawian, mendekati Yang Mulia Bakkula, bertukar salam, dan duduk pada satu sisi.
Praktisi non-Buddhis itu berkata, “Teman Bakkula, aku ingin bertanya suatu pertanyaan. Akankah engkau mendengarkannya?”
Yang Mulia Bakkula menjawab, “Praktisi ajaran lain, tanyakanlah apa yang engkau inginkan. Setelah mendengarkannya, aku akan mempertimbangkannya.”
Praktisi non-Buddhis itu bertanya, “Teman Bakkula, berapa lama engkau telah berlatih sang jalan dalam ajaran dan disiplin sejati ini?”
Yang Mulia Bakkula menjawab, “Praktisi ajaran lain, aku telah berlatih sang jalan dalam ajaran dan disiplin sejati ini selama delapan puluh tahun.”
Praktisi non-Buddhis itu bertanya lebih lanjut:
“Teman Bakkula, selama delapan puluh tahun berlatih sang jalan dalam ajaran dan disiplin sejati ini, apakah engkau ingat pernah melakukan hubungan seksual?”
Yang Mulia Bakkula menjawab praktisi non-Buddhis itu:
“Engkau seharusnya tidak menanyakan pertanyaan demikian. Alih-alih [engkau seharusnya] menanyakan suatu pertanyaan yang berbeda, “Teman Bakkula, selama delapan puluh tahun berlatih sang jalan dalam ajaran dan disiplin sejati ini, apakah engkau ingat pernah memunculkan pikiran keinginan seksual apa pun?” Ini, praktisi ajaran lain, adalah pertanyaan yang seharusnya engkau tanyakan.”
Kemudian praktisi non-Buddhis itu berkata demikian:
“Aku sekarang menanyakan suatu pertanyaan yang berbeda, teman Bakkula: Selama delapan puluh tahun berlatih sang jalan dalam ajaran dan disiplin sejati ini, apakah engkau ingat pernah memunculkan pikiran keinginan seksual apa pun?”
Terhadap hal ini, [hanya] karena praktisi non-Buddhis itu menanyakan pertanyaan itu, Yang Mulia Bakkula berkata kepada para bhikkhu:
“Teman-teman yang mulia, aku telah berlatih sang jalan dalam ajaran dan disiplin sejati ini selama delapan puluh tahun, tetapi bahwa karena alasan ini kesombongan muncul [dalam diriku], ini tidak terjadi.”
Bahwa Yang Mulia Bakkula [dapat] membuat pernyataan ini, ini dikatakan sebagai suatu kualitas luar biasa Yang Mulia Bakkula.
Lagi, Yang Mulia Bakkula menyatakan:
“Teman-teman yang mulia, selama delapan puluh tahun berlatih sang jalan dalam ajaran dan disiplin sejati ini aku tidak pernah memiliki pikiran keinginan seksual apa pun.”
Bahwa Yang Mulia Bakkula [dapat] membuat pernyataan ini, ini dikatakan sebagai suatu kualitas luar biasa Yang Mulia Bakkula.
Lagi, Yang Mulia Bakkula menyatakan, “Teman-teman yang mulia, aku telah memakai jubah [dari] kain bekas selama delapan puluh tahun, tetapi bahwa karena alasan ini kesombongan muncul [dalam diriku], ini tidak terjadi.”
Bahwa Yang Mulia Bakkula [dapat] membuat pernyataan ini, ini dikatakan sebagai suatu kualitas luar biasa Yang Mulia Bakkula.
Lagi, Yang Mulia Bakkula menyatakan:
“Teman-teman yang mulia, aku telah memakai jubah [dari] kain bekas selama delapan puluh tahun, aku tidak ingat pernah menerima jubah dari seorang pengikut awam, memotong kain untuk membuat jubah, menyuruh para bhikkhu lain membuat jubah [untukku], atau menjahit jubah atau tas dengan jarum, tidak bahkan sehelai benang pun.”
Bahwa Yang Mulia Bakkula [dapat] membuat pernyataan ini, ini dikatakan sebagai suatu kualitas luar biasa Yang Mulia Bakkula.
Lagi, Yang Mulia Bakkula menyatakan, “Teman-teman yang mulia, aku telah mengumpulkan dana makanan selama delapan puluh tahun, tetapi bahwa karena alasan ini kesombongan muncul [dalam diriku], ini tidak terjadi.”
Bahwa Yang Mulia Bakkula [dapat] membuat pernyataan ini, ini dikatakan sebagai suatu kualitas luar biasa Yang Mulia Bakkula.
Lagi, Yang Mulia Bakkula menyatakan:
“Teman-teman yang mulia, dalam delapan puluh tahunku mengumpulkan dana makanan aku tidak ingat pernah menerima undangan dari seorang pengikut awam, pernah pergi melampaui [waktu yang tepat untuk] mengumpulkan dana makanan, pernah meminta makanan dari suatu rumah tangga yang besar sedemikian sehingga agar mendapatkan makanan yang bersih, baik, sangat bagus dan mewah untuk dimakan, dikecap, dan dicerna. Aku tidak pernah melihat wajah wanita. Aku tidak ingat pernah memasuki suatu tempat kediaman para bhikkhuni. Aku tidak ingat pernah bertukar salam dengan seorang bhikkhuni, atau bahkan berbicara [dengan seorang bhikkhuni] di jalan.”
Bahwa Yang Mulia Bakkula [dapat] membuat pernyataan ini, ini dikatakan sebagai suatu kualitas luar biasa Yang Mulia Bakkula.
Lagi, Yang Mulia Bakkula menyatakan:
“Teman-teman yang mulia, selama delapan puluh tahunku berlatih sang jalan dalam ajaran dan disiplin sejati ini aku tidak ingat pernah melatih seorang samanera, ataupun aku tidak ingat pernah mengajarkan Dharma kepada seorang pengikut awam, tidak bahkan sebait syair dari empat baris.”
Bahwa Yang Mulia Bakkula [dapat] membuat pernyataan ini, ini dikatakan sebagai suatu kualitas luar biasa Yang Mulia Bakkula.
Lagi, Yang Mulia Bakkula menyatakan:
“Teman-teman yang mulia, selama delapan puluh tahunku berlatih sang jalan dalam ajaran dan disiplin sejati ini aku tidak pernah sakit, tidak bahkan menderita sakit kepala untuk sesaat. Aku tidak ingat pernah mengkonsumsi obat, tidak bahkan sepotong buah myrobalan.”
Bahwa Yang Mulia Bakkula [dapat] membuat pernyataan ini, ini dikatakan sebagai suatu kualitas luar biasa Yang Mulia Bakkula.
Lagi, Yang Mulia Bakkula menyatakan:
“Teman-teman yang mulia, dalam delapan puluh tahunku berlatih meditasi duduk dalam posisi bersila, aku tidak pernah bersandar pada sebuah dinding atau sebatang pohon.”
Bahwa Yang Mulia Bakkula [dapat] membuat pernyataan ini, ini dikatakan sebagai suatu kualitas luar biasa Yang Mulia Bakkula.
Lagi, Yang Mulia Bakkula menyatakan, “Teman-teman yang mulia, dalam tiga hari dan tiga malam, aku mencapai realisasi [pengetahuan] berunsur tiga.”
Bahwa Yang Mulia Bakkula [dapat] membuat pernyataan ini, ini dikatakan sebagai suatu kualitas luar biasa Yang Mulia Bakkula.
Lagi, Yang Mulia Bakkula menyatakan, “Teman-teman yang mulia, aku akan mencapai Nirvana akhir dalam posisi duduk bersila.” Kemudian Yang Mulia Bakkula mencapai nirvana akhir dalam posisi duduk bersila.
Bahwa Yang Mulia Bakkula mencapai nirvana akhir dalam posisi duduk bersila, ini dikatakan sebagai suatu kualitas luar biasa Yang Mulia Bakkula.
Demikianlah pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh Yang Mulia Bakkula. Pada waktu itu, praktisi non-Buddhis itu dan para bhikkhu, setelah mendengarkan pernyataan-pernyataan ini, bergembira dan mengingatnya dengan baik.