Madhyamāgama

41. Kotbah tentang Perumah Tangga Hatthaka

Demikianlah telah kudengar: Pada suatu ketika, Sang Buddha sedang berdiam di Aggāḷava dekat Āḷavī, di sebuah hutan kayu keras (simsapa).

Pada waktu itu Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu:

“Perumah tangga Hatthaka memiliki delapan kualitas yang mengagumkan dan menakjubkan. Apakah hal tersebut? Perumah tangga Hatthaka memiliki sedikit keinginan; ia memiliki keyakinan, rasa malu, segan, semangat, perhatian, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Karena apakah perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki sedikit keinginan? Perumah tangga Hatthaka sendiri memiliki sedikit keinginan, [tetapi] ia tidak ingin membuat orang lain mengetahui, “Aku memiliki sedikit keinginan.” [Ia] … memiliki keyakinan … rasa malu … segan … semangat … perhatian … konsentrasi … kebijaksanaan. Perumah tangga Hatthaka sendiri memiliki kebijaksanaan, [tetapi] ia tidak ingin membuat orang lain mengetahui, “Aku memiliki kebijaksanaan.” Karena hal ini perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki sedikit keinginan.

“Karena apakah perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki keyakinan? Perumah tangga Hatthaka memiliki keyakinan yang kokoh dan mendalam kepada Sang Tathāgata. Indera keyakinannya mantap; ia tidak akan pernah mengikuti para pertapa atau brahmana lain, atau para dewa, Māra, Brahmā, atau makhluk-makhluk lainnya di dunia. Karena hal ini perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki keyakinan.

“Karena apakah perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki rasa malu? Perumah tangga Hatthaka memiliki pada setiap saat rasa malu. Ia menyetujui memiliki rasa malu dan tahu malu. [Ia mengetahui] bahwa keadaan-keadaan yang jahat, tidak bermanfaat, yang terkotori dan menyakitkan, membawa pada akibat yang jahat dan adalah sebab utama kelahiran dan kematian. Karena hal ini perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki rasa malu.

“Karena apakah perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki [rasa] segan? Perumah tangga Hatthaka memiliki pada setiap saat [rasa] segan. Ia menyetujui memiliki [rasa] segan dan mengetahui keseganan. [Ia mengetahui] bahwa keadaan-keadaan yang jahat, tidak bermanfaat, yang terkotori dan menyakitkan, membawa pada akibat yang jahat dan adalah sebab utama kelahiran dan kematian. Karena hal ini perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki [rasa] segan.

“Karena apakah perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki semangat? Perumah tangga Hatthaka memiliki semangat pada setiap saat dalam meninggalkan apa yang jahat dan tidak bermanfaat, dan dalam mengembangkan keadaan-keadaan yang bermanfaat. Ia terus-menerus berusaha dan tetap dengan sepenuh hati dan gigih mengembangkan akar-akar yang bermanfaat, tanpa melalaikan tugasnya. Karena hal ini perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki semangat.

“Karena apakah perumah tangga Hatthaka dikatakan penuh perhatian? Perumah tangga Hatthaka secara internal merenungkan tubuh sebagai tubuh … perasaan … pikiran … dhamma sebagai dhamma. Karena hal ini perumah tangga Hatthaka dikatakan penuh perhatian.

“Karena apakah perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki konsentrasi? Perumah tangga Hatthaka, terasing dari keinginan, terasing dari keadaan-keadaan jahat dan tidak bermanfaat … (dan seterusnya sampai dengan) … berdiam setelah mencapai jhāna keempat. Karena hal ini perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki konsentrasi.

“Karena apakah perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki kebijaksanaan? Perumah tangga Hatthaka mengembangkan pemahaman dan kebijaksanaan, mencapai pemahaman sehubungan dengan muncul dan lenyapnya fenomena, mencapai pengetahuan mulia yang menembus dan pemahaman yang membedakan sehubungan dengan pelenyapan sejati penderitaan. Karena hal ini perumah tangga Hatthaka dikatakan memiliki kebijaksanaan.

“Oleh karena hal ini sehingga perumah tangga dikatakan memiliki delapan kualitas yang menakjubkan dan mengagumkan.”

Ini adalah apa yang dikatakan Sang Buddha. Setelah mendengarkan perkataan Sang Buddha, para bhikkhu bergembira dan mengingatnya dengan baik.