Madhyamāgama
53. Kotbah [Kedua] tentang Makanan
Demikianlah telah kudengar: Pada suatu ketika Sang Buddha sedang berdiam di Sāvatthī, di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika.
Pada waktu itu Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu:
“Seseorang tidak dapat mengetahui titik di mana ketagihan terhadap kelangsungan bermula, titik sebelumnya di mana tidak ada ketagihan terhadap kelangsungan dan di mana ketagihan terhadap kelangsungan muncul. Tetapi seseorang dapat memahami sebab-sebab bagi ketagihan terhadap kelangsungan. Ketagihan terhadap kelangsungan memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari ketagihan terhadap kelangsungan? Jawabannya adalah: makanannya adalah ketidaktahuan. Ketidaktahuan juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan. Apakah makanan dari ketidaktahuan? Jawabannya adalah: makanannya adalah lima rintangan. Lima rintangan juga memiliki makanannya; mereka bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari lima rintangan? Jawabannya adalah: makanannya adalah tiga jenis perbuatan salah. Tiga jenis perbuatan salah juga memiliki makanannya; mereka bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari tiga jenis perbuatan salah? Jawabannya adalah: makanannya adalah kelalaian menjaga indera-indera. Kelalaian menjaga indera-indera juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari kelalaian menjaga indera-indera? Jawabannya adalah: makanannya adalah ketiadaan perhatian penuh dan kewaspadaan penuh. Ketiadaan perhatian penuh dan kewaspadaan penuh juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari ketiadaan perhatian penuh dan kewaspadaan penuh? Jawabannya adalah: makanannya adalah ketiadaan pengamatan seksama. Ketiadaan pengamatan seksama juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari ketiadaan pengamatan seksama? Jawabannya adalah: makanannya adalah ketiadaan keyakinan. Ketiadaan keyakinan juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan. Apakah makanan dari ketiadaan keyakinan? Jawabannya adalah: makanannya adalah mendengarkan ajaran salah. Mendengarkan ajaran salah juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari mendengarkan ajaran salah? Jawabannya adalah: makanannya adalah pergaulan dengan teman-teman yang buruk. Pergaulan dengan teman-teman yang buruk juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari pergaulan dengan teman-teman yang buruk? Jawabannya adalah: makanannya adalah orang-orang jahat.
“[Ini seperti halnya] dengan samudera raya. Ia juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan. Apakah makanan dari samudera raya? Jawabannya adalah: hujan adalah makanannya.
“Kadang-kadang hujan turun dengan deras dan setelah hujan, sungai kecil gunung dan rawa-rawa dataran terisi dengan air. Dengan sungai kecil gunung dan rawa-rawa dataran terisi, aliran air kecil terisi. Dengan aliran air kecil terisi, aliran air besar terisi. Dengan aliran air besar terisi, sungai-sungai kecil terisi. Dengan sungai-sungai kecil terisi, sungai-sungai besar terisi. Dengan sungai-sungai besar terisi, samudera raya terisi. Ini adalah bagaimana, secara bertahap, samudera raya terisi.
“Dengan cara yang sama, karena terdapat orang-orang jahat, akan terdapat pergaulan dengan teman-teman yang buruk. Ketika terdapat pergaulan dengan teman-teman yang buruk, akan terdapat ketiadaan keyakinan. Ketika terdapat ketiadaan keyakinan, akan terdapat ketiadaan pengamatan seksama. Ketika terdapat ketiadaan pengamatan seksama, akan terdapat ketiadaan perhatian penuh dan kewaspadaan penuh. Ketika terdapat ketiadaan perhatian penuh dan kewaspadaan penuh, akan terdapat kelalaian menjaga indera-indera. Ketika terdapat kelalaian menjaga indera-indera, akan terdapat tiga jenis perbuatan salah. Ketika terdapat tiga perbuatan salah, akan terdapat lima rintangan. Ketika terdapat lima rintangan, akan terdapat ketidaktahuan. Ketika terdapat ketidaktahuan, akan terdapat ketagihan terhadap kelangsungan. Ini adalah bagaimana, secara bertahap, ketagihan terhadap kelangsungan muncul.
“[Demikian juga,] kebijaksanaan dan pembebasan memiliki makanannya; mereka bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari kebijaksanaan dan pembebasan? Jawabannya adalah: makanannya adalah tujuh faktor pencerahan. Tujuh faktor pencerahan juga memiliki makanannya; mereka bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari tujuh faktor pencerahan? Jawabannya adalah: makanannya adalah empat penegakan perhatian. Empat penegakan perhatian juga memiliki makanannya; mereka bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari empat penegakan perhatian? Jawabannya adalah: makanannya adalah tiga jenis perbuatan baik. Tiga jenis perbuatan baik juga memiliki makanannya; mereka bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari tiga jenis perbuatan baik? Jawabannya adalah: makanannya adalah penjagaan indera-indera. Penjagaan indera-indera juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari penjagaan indera-indera? Jawabannya adalah: makanannya adalah perhatian penuh dan kewaspadaan penuh. Perhatian penuh dan kewaspadaan penuh juga memiliki makanannya; mereka bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari perhatian penuh dan kewaspadaan penuh? Jawabannya adalah: makanannya adalah pengamatan seksama. Pengamatan seksama juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari pengamatan seksama? Jawabannya adalah: makanannya adalah keyakinan. Keyakinan juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari keyakinan? Jawabannya adalah: makanannya adalah mendengarkan Dharma sejati. Mendengarkan Dharma sejati juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari mendengarkan Dharma sejati? Jawabannya adalah: makanannya adalah pergaulan dengan teman-teman yang baik. Pergaulan dengan teman-teman yang baik juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan.
“Apakah makanan dari pergaulan dengan teman-teman yang baik? Jawabannya adalah: makanannya adalah orang-orang baik.
“[Ini seperti halnya] dengan samudera raya. Ia juga memiliki makanannya; ia bukan tanpa makanan. Apakah makanan dari samudera raya? Jawabannya adalah: hujan adalah makanannya.
“Kadang-kadang hujan turun dengan deras dan setelah hujan, sungai kecil gunung dan rawa-rawa dataran terisi dengan air. Dengan sungai kecil gunung dan rawa-rawa dataran terisi, aliran air kecil terisi. Dengan aliran air kecil terisi, aliran air besar terisi. Dengan aliran air besar terisi, sungai-sungai kecil terisi. Dengan sungai-sungai kecil terisi, sungai-sungai besar terisi. Dengan sungai-sungai besar terisi, samudera raya terisi. Ini adalah bagaimana, secara bertahap, samudera raya terisi.
“Dengan cara yang sama, karena terdapat orang-orang baik, akan terdapat pergaulan dengan teman-teman yang baik. Ketika terdapat pergaulan dengan teman-teman yang baik, akan terdapat mendengarkan Dharma sejati. Ketika terdapat mendengarkan Dharma sejati, keyakinan akan muncul. Ketika keyakinan muncul, akan terdapat pengamatan seksama. Ketika terdapat pengamatan seksama, akan terdapat perhatian penuh dan kewaspadaan penuh. Ketika terdapat perhatian penuh dan kewaspadaan penuh, akan terdapat penjagaan indera-indera. Ketika terdapat penjagaan indera-indera, akan terdapat tiga jenis perbuatan baik. Ketika terdapat tiga jenis perbuatan baik, akan terdapat empat penegakan perhatian. Ketika terdapat empat penegakan perhatian, akan terdapat tujuh faktor pencerahan. Ketika terdapat tujuh faktor pencerahan, akan terdapat kebijaksanaan dan pembebasan. Ini adalah bagaimana, secara bertahap, kebijaksanaan dan pembebasan muncul.”
Ini adalah apa yang dikatakan Sang Buddha. Setelah mendengarkan perkataan Sang Buddha, para bhikkhu bergembira dan mengingatnya dengan baik.