Madhyamāgama

51. Kotbah tentang Permulaan

Demikianlah telah kudengar: Pada suatu ketika Sang Buddha sedang berdiam di Sāvatthī, di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika.

Pada waktu itu Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu:

“Seseorang tidak dapat mengetahui titik di mana ketagihan terhadap kelangsungan bermula, titik sebelumnya di mana tidak ada ketagihan terhadap kelangsungan dan di mana ketagihan terhadap kelangsungan muncul. Tetapi seseorang dapat memahami sebab-sebab bagi ketagihan terhadap kelangsungan. Ketagihan terhadap kelangsungan adalah terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah ketagihan terhadap kelangsungan dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh ketidaktahuan. Ketidaktahuan juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah ketidaktahuan dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh lima rintangan. Lima rintangan juga terkondisi; mereka bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah lima rintangan dikondisikan? Jawabannya adalah: mereka dikondisikan oleh tiga jenis perbuatan salah (jasmani, ucapan, dan pikiran). Tiga jenis perbuatan salah juga terkondisi; mereka bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah tiga jenis perbuatan salah dikondisikan? Jawabannya adalah: mereka dikondisikan oleh kelalaian menjaga indera-indera. Kelalaian menjaga indera-indera juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah kelalaian menjaga indera-indera dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh ketiadaan perhatian penuh dan kewaspadaan penuh. Ketiadaan perhatian penuh dan kewaspadaan penuh juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah ketiadaan perhatian penuh dan kewaspadaan penuh dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh ketiadaan pengamatan seksama. Ketiadaan pengamatan seksama juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah ketiadaan pengamatan seksama dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh ketiadaan keyakinan. Ketiadaan keyakinan juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi. Oleh apakah ketiadaan keyakinan dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh mendengarkan ajaran salah. Mendengarkan ajaran salah juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah mendengarkan ajaran salah dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh pergaulan dengan teman-teman yang buruk. Pergaulan dengan teman-teman yang buruk juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah pergaulan dengan teman-teman yang buruk dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh orang-orang yang jahat. Dengan kata lain, ketika terdapat orang-orang yang jahat, akan terdapat pergaulan dengan teman-teman yang buruk. Ketika terdapat pergaulan dengan teman-teman yang buruk, akan terdapat mendengarkan ajaran salah. Ketika terdapat mendengarkan ajaran salah, akan terdapat ketiadaan keyakinan. Ketika terdapat ketiadaan keyakinan, akan terdapat ketiadaan pengamatan seksama. Ketika terdapat ketiadaan pengamatan seksama, akan terdapat ketiadaan perhatian penuh dan kewaspadaan penuh. Ketika terdapat ketiadaan perhatian penuh dan kewaspadaan penuh, akan terdapat kelalaian menjaga indera-indera. Ketika terdapat kelalaian menjaga indera-indera, akan terdapat tiga jenis perbuatan salah. Ketika terdapat tiga jenis perbuatan salah, akan terdapat lima rintangan. Ketika terdapat lima rintangan, akan terdapat ketidaktahuan. Ketika terdapat ketidaktahuan, akan terdapat ketagihan terhadap kelangsungan. Ini adalah bagaimana, secara bertahap, ketagihan terhadap kelangsungan muncul.

“[Demikian juga,] kebijaksanaan dan pembebasan adalah terkondisi; mereka bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah kebijaksanaan dan pembebasan dikondisikan? Jawabannya adalah: mereka dikondisikan oleh tujuh faktor pencerahan. Tujuh faktor pencerahan juga terkondisi; mereka bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah tujuh faktor pencerahan dikondisikan? Jawabannya adalah: mereka dikondisikan oleh empat penegakan perhatian. Empat penegakan perhatian juga terkondisi; mereka bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah empat penegakan perhatian dikondisikan? Jawabannya adalah: mereka dikondisikan oleh tiga jenis perbuatan baik. Tiga jenis perbuatan baik juga terkondisi; mereka bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah tiga jenis perbuatan baik dikondisikan? Jawabannya adalah: mereka dikondisikan oleh penjagaan indera-indera. Penjagaan indera-indera juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah penjagaan indera-indera dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh perhatian penuh dan kewaspadaan penuh. Perhatian penuh dan kewaspadaan penuh juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah perhatian penuh dan kewaspadaan penuh dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh pengamatan seksama. Pengamatan seksama juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah pengamatan seksama dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh keyakinan. Keyakinan juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi. Oleh apakah keyakinan dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh mendengarkan Dharma sejati. Mendengarkan Dharma sejati juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah mendengarkan Dharma sejati dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh pergaulan dengan teman-teman yang baik. Pergaulan dengan teman-teman yang baik juga terkondisi; ia bukan tanpa kondisi.

“Oleh apakah pergaulan dengan teman-teman yang baik dikondisikan? Jawabannya adalah: ia dikondisikan oleh orang-orang baik. Dengan kata lain, karena terdapat orang-orang baik, akan terdapat pergaulan dengan teman-teman yang baik. Ketika terdapat pergaulan dengan teman-teman yang baik, akan terdapat mendengarkan Dharma sejati. Ketika terdapat mendengarkan Dharma sejati, keyakinan akan muncul. Ketika keyakinan muncul, akan terdapat pengamatan seksama. Ketika terdapat pengamatan seksama, akan terdapat perhatian penuh dan kewaspadaan penuh. Ketika terdapat perhatian penuh dan kewaspadaan penuh, akan terdapat penjagaan indera-indera. Ketika terdapat penjagaan indera-indera, akan terdapat tiga jenis perbuatan baik. Ketika terdapat tiga jenis perbuatan baik, akan terdapat empat penegakan perhatian. Ketika terdapat empat penegakan perhatian, akan terdapat tujuh faktor pencerahan. Ketika terdapat tujuh faktor pencerahan, akan terdapat kebijaksanaan dan pembebasan. Ini adalah bagaimana, secara bertahap, kebijaksanaan dan pembebasan muncul.”

Ini adalah apa yang dikatakan Sang Buddha. Setelah mendengarkan perkataan Sang Buddha, para bhikkhu bergembira dan mengingatnya dengan baik.